Bentuk bulatnya melambangkan kerukunan hidup dalam keluarga.
VIVAnews - Kue Keranjang di Yogyakarta terancam punah. Hal ini diduga karena berkurangnya minat warga Tionghoa untuk membagikan kue ini terhadap sanak keluarga di saat perayaan Imlek. Selain itu, pembuat kue Keranjang di Yogyakarta juga sudah mulai berkurang.
"Kue Keranjang di Yogyakarta sudah mulai berkurang, orang terdahulu yang membuatnya mulai tua dan banyak yang meninggal, sedangkan generasi muda sekarang jarang yang berminat untuk meneruskan tradisi ini" jelas Suhu Chandra Gunawan, Pengurus Klenteng Koncowinatan, Yogyakarta.
"Bentuk bulatnya melambangkan kerukunan hidup dalam keluarga" sambungnya.
Sulistiawati 66 tahun, salah satu pembuat kue Keranjang, mengatakan di wilayah Yogyakarta sendiri hanya terdapat sekitar 5 tempat pembuat kue Keranjang. " Di Jogja hanya ada sekitar 5 tempat, di sini dan sisanya di Patuk, kawasan Malioboro." ujarnya.
Ia sendiri juga mengatakan bahwa dia adalah generasi ke dua dalam keluarganya. Bisnis sudah dirintis sejak 25 tahun yang lalu. Produksi ini hanya berlangsung pada saat perayaan Imlek saja.
Menurutnya, permintaan kue Keranjang tiap tahunnya berkurang jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. "Jelang Imlek kali ini saya memproduksi 5-6 ton kue Keranjang, merosot menjadi 25%. Di tahun sebelumnya saya biasa memproduksi sebanyak 10 ton" jelasnya.
Berkurangnya permintaan kue berbahan dasar ketan ini dikarenakan harganya yang melonjak seiiring dengan kenaikan bahan bakar minyak. Jadi, tak heran jika mereka lebih memilih Jenang Dodol yang bentuknya seperti kue Keranjang. (eh)
Sumber : http://kosmo.vivanews.com/news/read/281779-kue-keranjang-terancam-punah